Minggu, 01 Juli 2018

SOCIAL MEDIA dan MEREK PEMBELIAN

Mengukur Pengaruh Eksposur kepada EARNED dan MILIK SOCIAL MEDIA dalam Kegiatam Pengambilam Keputusan Model 2 Tahap


KAREN X YAITU adalah asisten profesor di Daniels College of Business, University of Denver. Dia memegang gelar Ph.D. dari Temple University ' s Fox Sekolah Bisnis dan Manajemen. Kepentingan penelitiannya meliputi teknologi perhotelan dan pemasaran, dan informasi bisnis dan analisis. Dia adalah penerima Wharton Pelanggan Analytics Initiative Peluang Penelitian (2012 dan 2014), Hospitality Teknologi Research Award (2013), dan Best Paper Award dari Caesars Hospitality Penelitian Summit (2011). Dia sebelumnya seorang analis informasi di Accenture Management Consulting dan pemasar acara di UBS. Karyanya telah muncul dalam jurnal seperti International Journal of Manajemen Perhotelan, International Journal of Manajemen Perhotelan Kontemporer, dan Journal of Hospitality Pemasaran dan Manajemen.
Sosial media sekarang umumnya dianggap telah memasuki lanskap media mainstream dan mencakup spectrum demografis yang luas dengan 75 persen orang dewasa Internetusing di Amerika Serikat menggunakan media sosial secara teratur. Banyaknya pengguna telah menghasilkan konten yang dibuat pengguna online yang luas dan perusahaan karenanya menarik perhatian. Sebagai contoh, lebih dari 1,5 juta bisnis telah menyiapkan Facebook Fan Pages untuk tujuan komunikasi merek. Perusahaan telah sangat meningkatkan pengeluaran yang berkaitan dengan media sosial selama beberapa tahun terakhir dengan perkiraan pertumbuhan untuk $ 8220000000 pada tahun 2015. Popularitas media sosial dan penekanan meningkat ditempatkan oleh perusahaan pada pendekatan sosial telah membuat lebih penting untuk memahami bagaimana sosial eksposur media yang mempengaruhi pembelian merek konsumen.
Iklan berbasis media sosial berbeda dari media tradisional seperti iklan TV, komunikasi e-mail, dan spanduk secara online dalam hal itu memungkinkan interaksi antara perusahaan dan konsumen, serta kalangan konsumen. Mengingat sumber aktivitas media sosial (yaitu, yang menciptakan pesan media sosial),
kita dapat membagi pesan media sosial ke dalam dua kategori, yang diterima media sosial dan dimiliki media sosial. Secara formal, Stephen dan Galak. Memberikan definisi yang diterima media sosial mengacu pada aktivitas media sosial yang terkait dengan merek yang tidak dihasilkan langsung oleh pemilik merek atau agennya. tindakan pemasaran dari pemilik merek dapat membantu menghasilkan diperoleh aktivitas media sosial tetapi pemilik tidak langsung menghasilkan aktivitas. Sebaliknya, dimiliki media sosial adalah aktivitas media sosial yang dihasilkan oleh pemilik merek (atau / nya agennya) di layanan jejaring sosial (misalnya, Facebook) bahwa ia dapat mengendalikan.
Penelitian ini adalah yang paling dekat dengan literatur multichannel pemasaran di mana ulama telah meneliti bagaimana berbagai saluran iklan dan pemasaran campuran kerja satu sama lain. Penelitian baru sekarang muncul untuk membantu pemasar memutuskan bagaimana untuk mengkoordinasikan terbaik pemasaran multichannel mereka dan terlibat pelanggan yang sangat diberdayakan secara digital. Tabel 1 menyediakan ringkasan dari literature yang ada pada pemasaran multichannel. Namun, studi empiris menyelidiki efektivitas media sosial dan sumber-sumber pembelian merek masih tertinggal dalam tiga aspek penting yang memotivasi penelitian kami.

Pertama, sebagian besar literatur analisis efektivitas konsumen yang dihasilkan diperoleh media sosial atau kata online dari mulut dalam mode terisolasi tanpa akuntansi untuk efek perusahaan yang dihasilkan dimiliki media sosial. Bagaimana diperoleh dan dimiliki media sosial berinteraksi satu sama lain tidak dikenal, khususnya di platform media sosial saat ini di mana diperoleh dan dimiliki hidup berdampingan Media. Selain itu, meskipun tren industri ke arah menggunakan elemen bauran pemasaran terpadu termasuk iklan dan promosi di dalam toko, bagaimana mengkoordinasikan kegiatan media sosial yang diperoleh dan dimiliki, serta di dalam toko promosi bahwa konsumen mungkin juga terkena pada saat pembelian , untuk memaksimalkan pembelian merek tetap kesenjangan pengetahuan karena penelitian jarang. Tanpa akuntansi untuk saling eksposur media sosial dari kedua saluran media sosial yang diperoleh dan dimiliki serta promosi di dalam toko, efek diperkirakan dapat menjadi bias. Menambah literatur sebelumnya, penelitian kami berfokus pada interaksi langsung antara saluran diperoleh dan dimiliki dalam satu platform mandiri (yaitu, Facebook Fan Page), mencegah pengaruh faktor pembaur dari platform terpisah yang telah digunakan di sebagian besar sebelumnya penelitian. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor situasional seperti promosi di dalam toko pada saat pembelian, penelitian ini meringankan bias estimasi penelitian sebelumnya.

Senin, 02 April 2018

Biografi Tokoh Ilmuwan Islam Abbas Bin Firnas Sang Penemu Pesawat Terbang

Manusia Pertama Yang Tercatat Berhasil Mengembangkan Alat Penerbangan “Abbas Bin Firnas” 

  
       Sahabat, Tahukah sahabat bahwa peradaban islam pernah sangat begitu gemilang, hingga mampu melahirkan para tokoh-tokoh ilmuwan yang telah menghasilkan karya-karya besar dan menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada saat ini. Salah satunya jika kita berbicara tentang teknologi pesawat terbang yang tergolong teknologi paling maju di era modern ini. 
     Hampir sebagian besar kita membayangkan nama dari ilmuwan barat “Wright Bersaudara“, sebagai pelopor penemu teknologi penerbangan, benar bukan ? Padahal sesungguhnya, jauh sebelum sepasang saudara kembar tersebut memperkenalkan penemuannya itu, seorang tokoh ilmuwan islam pada masa kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia (Spanyol), telah lebih dahulu menemukan dasar-dasar konsep pesawat terbang pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan dan sains. 
      Nama tokoh ilmuwan islam tersebut adalah Abbas Bin Firnas atau Abbas Ibn Firnas. Dialah tokoh yang sesungguhnya layak disebut sebagai manusia pertama yang terbang, ribuan tahun sebelum Wright bersaudara melakukan percobaan pertama penerbangannya. 

Sekilas Tokoh Ilmuwan Islam Abbas Bin Firnas 

        Abbas Bin Firnas, yang memiliki nama lengkap Abbas Abu al-Qasim bin Firnas ibn Wirdas al-Takurini. Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia (Spanyol). Beliau terlahir pada tahun 810 M di Izn-Rand Onda, Andalusia (sekarang Ronda, Spanyol). Petualangannya dalam ilmu pengetahuan diawali dengan mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina, kemudian dilanjutkan di Mesjid Kordoba untuk mempelajari pengetahuan islam secara lebih luas lagi. 
      Ia adalah seorang ilmuwan islam penemu segala bisa, yang menguasai banyak disiplin ilmu seperti matematika, astronomi, fisika, kimia, teknik, musisi sekaligus juga penyair bahasa Arab. Tidak aneh jika beliau mampu melahirkan banyak terobosan-terobosan dan penemuan dalam ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah ilmu dan teknologi pesawat terbang. 
        Ibn Firnas merupakan manusia pertama yang tercatat berhasil mengembangkan alat penerbangan dan sukses terbang. Pada saat itu ia terbang dengan menggunakan glider sederhana, yang dilengkapi dengan sayap. Alat terbangnya pada saat itu memang masih sederhana, berbeda dengan desain pesawat yang dirancang oleh Wright Bersaudara ribuan tahun kemudian. Alat pertama yang digunakannya tersebut dikenal kemudian sebagai parasut pertama di dunia. 
       Konstruksi pesawat terbang yang diciptakannya pada abad ke-9 itu berupa kostum menyerupai burung. Gambar sketsa pesawat terbang yang diciptakan Ibn Firnas pada tahun 852 M itu tercipta, karena terinspirasi oleh burung yang bisa terbang dengan dua sayapnya. 
       Ketika Abbas bin Firnas melakukan eksperimen alat terbangnya tersebut untuk pertama kalinya, ia mencoba terbang dari menara Mesjid Mezquita di Cordoba menggunakan sayap yang terbuat dari kain yang diikat dengan kayu dan dipasangkan ke badannya. Hasilnya cukup memuaskan, sayap buatannya mampu membuatnya terbang walau hanya beberapa menit di udara. Ia pun jatuh dengan keadaan selamat walaupun harus menderita beberapa luka saat pendaratannya. 


     Percobaan terbang pertamanya itu walaupun hanya sebentar tapi telah berhasil membuktikan bahwa teknologi penerbangan yang dirancangnya mampu menunjukkan bahwa benda padat dapat melayang di udara. Ia dapat membuat tubuhnya menjadi ringan serta melawan gaya gravitasi bumi. Saat meloncat dari tempat yang tinggi, udara membawanya. 
     Tidak berhenti sampai di sana, Ibnu Firnas terus mengembangkan temuannya ke dalam bentuk yang lebih modern lagi, dengan memakai mesin. Pada tahun 875 M, saat usianya menginjak 65 tahun, ia merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia terbang di udara.      Mesin terbang yang diciptakannya tersebut mampu membawanya terbang dari bukit Jabal Al-‘Arus (Mount of The Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Uji coba yang dilakukannya mengundang perhatian masyarakat Rusafa. Semua mata memandang aksi Ibnu Firnas. Hasilnya pun sangat memuaskan. Ia berhasil terbang dengan mesin terbang yang dikendalikannya sendiri, walaupun akhirnya ia tidak dapat mendarat dengan baik. 
      Ibnu Firnas mengalami cedera yang cukup parah karena mesin terbangnya tidak mendarat dengan baik. Perhitungannya mengenai mesin terbang buatannya ternyata masih kurang. Jika ia terinspirasi dari burung terbang, ia lupa mengadopsi cara burung ketika mendarat. Ternyata, setelah diteliti oleh Ibnu Firnas, burung mendarat menggunakan ekornya. Ia pun kemudian mencoba menambahkan ekor pada model pesawat buatannya itu. 
     Abbas bin Firnas hidup di kota Cordoba, yang pada masa itu merupakan kota tujuan ilmu pengetahuan. Pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah, kota Cordoba menjadi kota yang banyak didatangi oleh orang-orang Arab dan non-Arab, untuk menimba ilmu pengetahuan dari berbagai macam disiplin ilmu.
        Khalifah al-Hakam I, kemudian diteruskan oleh Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi merupakan pemimpin kekhalifahan Islam Bani Umayyah II pada masa itu. Penemuan yang dihasilkan oleh Ibn Firnas pada masa itu adalah sebuah terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan.
       Karena prestasinya tersebut tidak heran apabila namanya tercatat dalam tinta emas sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi islam serta dunia. Seorang sejarawan Barat, yang juga merupakan orientalis dan islamolog ternama, Philip K Hitti, menulis dalam bukunya yang berjudul “History of the Arabs: From the Earliest Times to the Present”, bahwa Abbas bin Firnas merupakan salah satu tokoh ilmuwan islam besar sekaligus manusia pertama dalam sejarah yang melakukan ujicoba bidang penerbangan, “Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying.”

“Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying.” (Philip K. Hitti)

      Keberhasilan Ibn Firnas ketika menguji dan menerbangkan alat buatannya tersebut pada tahun 852 M, memberikan inspirasi dan tonggak dasar keilmuan bagi para ilmuwan barat setelahnya untuk mengembangkan berbagai desain dan konsep pesawat terbang. 

Karya Abbas Bin Firnas Lainnya 

    Selain terkenal dengan penemuan dalam bidang dirgantara di atas, Abbas Bin Firnas juga menghasilkan berbagai karya penemuan penting lainnya. Beberapa hasil penemuan karya Abbas Bin Firnas antara lain :
  • Menciptakan alat pendeteksi waktu, yang diberi nama ‘Al-Mingalah, dan berfungsi untuk mengetahui waktu malam dan siang tanpa perlu perlu gambar ataupun tulisan.
  • Orang yang pertama kali menemukan cara pembuatan kaca dari batu, dan disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali membuat kristal.
  • Menciptakan jam air yang memiliki fungsi untuk menentukan waktu dan disebut dengan ‘Al-Maqata • Menciptakan gelas berwarna.
  • Dalam bidang astronomi, Ibnu Firnas menciptakan simulasi rantai cincin yang dapat menjelaskan pola gerakan planet dan bintang yang kemudian dikenal dengan nama Dzatul Halqi (Astrolabe).
  • Membangun sebuah teater yang diperuntukkan untuk menyelenggarakan pertunjukkan edukatif tentang astronomi, dikenal dengan nama Al Qubah As Samawiyah (Planetarium).

Akhir Hidup Abbas Bin Firnas

    Abbas Bin Firnas meninggal dunia sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba terbang keduanya yaitu sekitar tahun 264 H (887 M). Cidera punggung yang menimpanya saat melakukan uji coba penerbangan terakhirnya itu sangat mempengaruhi kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. 


     Dialah manusia pertama yang meninggal akibat percobaan menerbangkan kapal terbang sepanjang sejarah manusia, sehingga namanya pun diabadikan sebagai lambang keberanian dan dedikasi seorang ilmuwan dalam melakukan eksperimen. Ibn Firnas telah menunjukkan pada dunia bahwa manusia bisa terbang seperti burung. 
      Perangko bergambar Ibn Firnas yang dicetak oleh pemerintah Libya, patung berbentuk manusia dengan sepasang sayapnya, yang ada pada area sekitar bandara udara Ibn Firnas, di utara kota Baghdad, merupakan bentuk penghargaan sekaligus simbol untuk mengenang jasa dan sumbangsihnya bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya penerbangan. 
      Demikianlah secuplik kisah dan Biografi Tokoh Ilmuwan Islam Abbas Bin Firnas Sang Penemu Pesawat Terbang. Semoga dapat menjadi inspirasi kebaikan untuk kita, umat islam, agar semakin yakin dan istiqamah dengan ajaran Islam. Karena kekuatan dan kemuliaan Islam hanya dapat diraih apabila kita umat-Nya mampu untuk kembali secara total kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. 


Alasan Saya memilih tokoh penemu teknologi pesawat terbang yaitu Abbas Ibn Firnas 

     Karena dari sekian jutaan umat yang paling berani dan mempunyai potensi tinggi untuk berani berada di angkasa atau terbang dengan alat seadanya, ia mencoba terbang dari menara Mesjid Mezquita di Cordoba menggunakan sayap yang terbuat dari kain yang diikat dengan kayu dan dipasangkan ke badannya, dan itu sangat-sangat beresiko. Salah satu diantaranya adalah Abbas Ibn Firnas yang telah memberi inspirasi pada para ilmuwan ribuan tahun setelahnya yang selanjutnya melanjutkan penemuannya yaitu ilmuwan barat “Wright Bersaudara“ 
    Itu bukti bahwa Abbas Ibn Firnas adalah salah satu tokoh yang sangat menginspirasi bagi para ilmuwan teknologi di jaman selanjutnya. 

Wallahu’alam Bishawab. 

sumber : http://gomuslim.co.id ; buku “Menguak Fakta Sejarah Penemuan Sains & Teknologi Islam Yang Diklaim Barat”, karangan Abdul Waid, Penerbit Laksana.